DAMPAK TAWURAN KELOMPOK PELAJAR DI
JAKARTA

Oleh
Nama : Kurnianto Pratama
Kelas : 2ID06
NPM : 34411046
UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS J
Jalan KH.Noer Ali Kalimalang
Bekasi 17145 Telp. (021)888601
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Muhammad
Burhan Amin
Topik
Makalah
Dampak
Tawuran Kelompok Pelajar
Di
Jakarta
Kelas
: 2-ID06
Tanggal
Penyerahan Makalah : 8 Oktober 2012
Tanggal
Upload Makalah : 9 Oktober 2012
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa
seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru
atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila
terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100
untuk mata kuliah ini.
P
e n y u s u n
N
P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
34411046
|
Kurnianto
Pratama
|
Program
Sarjana Teknik Industri
UNIVERSITAS GUNADARMA
i
Kata
Pengantar
Pertama-tama
saya sebagai penulis memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya kepada saya, karena berkat
karunianya saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu Sosial Dasar sesuai tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita kelak diberi syafaat di hari kiamat nanti.
Saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan tugas makalah ini. Khususnya saya ucapkan kepada Bpk. Muhammad Burhan Amin selaku dosen mata
kuliah Ilmu Sosial Dasar, yang telah memberi tugas makalah ini sehingga sangat
memberi saya pelajaran akan hal-hal yang baru buat saya dalam penyusunan sebuah
makalah. Juga saya ucapkan kepada Orang tua dan teman-teman saya yang
senantiasa mendukung dan memotivasi saya, serta memberi masukan-masukan yang
sangat berguna dalam penyelesaian tugas makalah ini.
Makalah
ini berjudul “Dampak tawuran kelompok pelajar di Jakarta” yakni makalah yang menerangkan bagaimana dampak
tawuran kelompok pelajar di Jakarta yang belakangan ini sangat merugikan
masyarakat maupun pelajar itu sendiri.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saya memohon
maaf bila didalam tulisan saya ini ada kekurangan dalam penulisan ataupun ada
kata-kata yang tidak patut disampaikan. Dan saya sangat mengharapkan saran dan
pendapat dari pembaca sekalian yang mungkin akan saya perbaiki pada tugas-tugas
saya kemudian.
Bekasi, Oktober 2012
Penulis
i
Daftar
Isi
Kata
Pengantar…………………………………………………………………….…….i
Daftar
Isi………………………………………………………………………….……..ii
Bab 1 Pendahuluan
Latar
Belakang…………………………………………………………….……………..1
Tujuan……………………………………………………………………………………2
Sasaran…………………………………………………………………………………...2
Bab 2 Permasalahan
Kekuatan…………………………………………………………………………………3
Kelemahan…………………………………………………………………………..……3
Peluang……………………………………………………………………………………4
Tantangan…………………………………………………………………………………4
Bab 3 Kesimpulan &
Rekomendasi
Kesimpulan…………………………………………………………………….………....5
Rekomendasi……………………………………………………………………….…….5
Referensi…………………………………………………………………………….…....6
ii
BAB
1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tawuran pelajar saat ini sudah menjadi momok bagi masyarakat. Prilaku
tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban
cedera tapi sudah merenggut ratusan nyawa melayang sia-sia selama sepuluh tahun
terakhir. Salah satu masalah yang dihadapi pendidikan adalah kurikulum yang
dianggap terlalu berat dan membebani siswa. Kuatnya campur tangan pemerintah
dalam dunia pendidikan ditengarai pada dominannya pemerintah dalam penyusunan
kurikulum. Di samping itu, banyak pihak yang ingin memasukan “kepentingannya”
dalam kurikulum pendidikan. Departemen Koperasi ingin ada pelajaran tentang
koperasi, pengusaha industri ingin ada pelajaran teknis kerja, serikat buruh
ingin ada pelajaran tentang buruh. Akhirnya kita lupa, bahwa apa yang
dipelajari siswa “tidak bermanfaat”. Sudah sumpeg, metode pembelajarannya pun
represif. Modus pembelajaran yang monolog oleh guru terasa benar miskin makna.
Yang dimaksud cerdas oleh guru adalah besarnya daya ingat siswa terhadap segudang
informasi, seperti halnyaketangkasancerdascermat
Pendidikan juga terlalu science minded. Ada siswa SMU yang setiap minggunya harus belajar matematika 10 jam dan fisika masing-masing 10 jam pelajaran. Seolah-olah matematika dan fisika merupakan satu-satunya jawaban dari persoalan hidup manusia. Jarang sekali ada sekolah yang mengembangkan pembelajaran sesuai potensi, minat, dan bakat siswa seperti olah raga atau musik, misalnya.
Akibat kurikulum yang terlalu berat menjadikan sekolah sebagai “stressor baru” sebagai siswa. Disebut “baru” karena siswa sebenarnya sudah sangat tertekan akibat berbagai persoalan keluarga dan masyarakat (termasuk pengangguran dan kemiskinan). Akibatnya, siswa ke sekolah tidak enjoy tetapi malah stress. Siswa tidak menganggap sekolah sebagai aktivitas yang menyenangkan tetapi sebaliknya: membebani atau bahkan menakutkan. Akibatnya, siswa lebih senang keluyuran dan kongkow-kongkow di jalan-jalan daripada mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa bukan hanya terbunuh secara fisik karena tawuran, tetapi juga terbunuh bakat dan potensinya. Banyak talenta siswa yang semestinya bisa dikembangkan dalam bidang olahraga, seni, bahasa, atau jurnalistik, hilang sia-sia akibat “mabuk” belajar fisika dan matematika.
Pendidikan juga terlalu science minded. Ada siswa SMU yang setiap minggunya harus belajar matematika 10 jam dan fisika masing-masing 10 jam pelajaran. Seolah-olah matematika dan fisika merupakan satu-satunya jawaban dari persoalan hidup manusia. Jarang sekali ada sekolah yang mengembangkan pembelajaran sesuai potensi, minat, dan bakat siswa seperti olah raga atau musik, misalnya.
Akibat kurikulum yang terlalu berat menjadikan sekolah sebagai “stressor baru” sebagai siswa. Disebut “baru” karena siswa sebenarnya sudah sangat tertekan akibat berbagai persoalan keluarga dan masyarakat (termasuk pengangguran dan kemiskinan). Akibatnya, siswa ke sekolah tidak enjoy tetapi malah stress. Siswa tidak menganggap sekolah sebagai aktivitas yang menyenangkan tetapi sebaliknya: membebani atau bahkan menakutkan. Akibatnya, siswa lebih senang keluyuran dan kongkow-kongkow di jalan-jalan daripada mengikuti pelajaran di sekolah. Siswa bukan hanya terbunuh secara fisik karena tawuran, tetapi juga terbunuh bakat dan potensinya. Banyak talenta siswa yang semestinya bisa dikembangkan dalam bidang olahraga, seni, bahasa, atau jurnalistik, hilang sia-sia akibat “mabuk” belajar fisika dan matematika.
1
2.
Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini adalah :
1.
Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah lmu Sosial Dasar
2.
Sebagai bahan pelajaran saya, dan para pembaca sekalian mengetahui dampak
tawuran
3.
Memberikan kepada saya untuk mempelajari hal-hal baru dalam menyusun sebuah
makalah.
4.
Memberikan gambaran kepada pembaca dampak tawuran kelompok pelajar
3.
Sasaran
Penulisan
ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat. Mengenai
kejadian yang terjadi dilingkungan sekitar, khususnya tentang tawuran antar
pelajar, karena tawuran saat ini sering terjadi dan mulai meresahkan masyarakat.
2
BAB II PERMASALAHAN
Analisis
permasalahan Dampak tawuran kelompok pelajar di Jakarta dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat
dari aspek:
1.
Kekuatan (Strength)
Ø Merasa
menjaga nama baik sekolah, agar tidak dilecehkan sekolah lain. Banyak pelajar
yg mengikuti tawuran karena ingin dibilang sekolahnya bukan sekolah yg
pengecut.
Ø Permasalahan
yang sudah mengakar, dalam artian ada sejarah yang mengakibatkan pelajar-pelajar
dua sekolah saling bermusuhan. Kadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu
pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya
dengan sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang menyesatkan, bahkan
memunculkan mitos berlebihan membuat generasi berikutnya, terpicu melakukan hal
yang sama
Ø Ketersinggungan
salah satu kawan oleh kelompok lain atau sekolah lain, yang di tanggapi
dengan rasa setiakawan yang berlebihan . Namun, rasa
setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya
adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar
tawuran antar pelajar yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang
tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah
kompleks lainnya
Ø Merasa
hebat bila mengikuti tawuran. Biasanya banyak pelajar yang ikut tawuran karena
ingin dibilang hebat oleh teman-temannya.
2.2 Kelemahan (Weakness)
Ø Dianggap
pengecut bila tidak ikut tawuran. Biasanya pelajar yang ikut tawuran hanya
ingin dibilang tidak pengecut, agar dia akan dikucilkan atau diolok-olok oleh
teman temannya.
Ø Pemikiran
pelajar yang masih labil dan emosional.
Ø Tidak
hanya pihak sekolah, polisi dan pemerintah juga kurang tegas dalam menanggapi
tawuran. Pemerintah harus tegas mengatasi masalah tawuran ini tanpa pandang
bulu. Siswa yang diketahui tawuran harus dipecat atau dikeluarkan dari sekolah
dan mendekam di penjara beberapa hari atau bulan.
3
Itu semua dilakukan agar siswa yang terlibat
tawuran merasa menyesal dan tidak mengulanginya lagi
Ø Peranan
keluarga yang kurang. Karena hal ini, si anak
kurang pengawasan dan dia akan lebih memilih berkumpul dengan temannya
yangkurang baik pergaulannya dan bisa saja kurangnya tanggung jawab orangtua ini mempengaruhi pola pikir anak sehingga
melakukan perbuatan menyimpang.
2.3 Peluang (Opportunity)
Ø Kurangnya
perhatian keluarga. Seseorang anak akan merasa menyendiri, hilang
kesemangatan belajarnya apabila orang tuanya itu tidak sepenuhnya
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anak tersebut. Contohnya
seperti orangtua yang lebih mementingkan
pekerjaannya dibandingkan dengankewajibannya di rumah yaitu mendidik dan
membimbing sepenuhnyaanaknya sehingga orang
tua yang sibuk akan pekerjaan kantor misalnya,akan sering meninggalkan
rumah
Ø Kurangnya
mendapat bimbingan mengenai tawuran, sehingga pelajar kurang memahami apa saja
dampak tawuran.
Ø Rasa
ingin menjadi yang terkuat diantara pelajar lainnya. Lalu mencari daerah atau
wilayah kekuasaan dimana didaerah itu dijadikan daerah yang ditakuti oleh
kelompok lain.
2.4 Tantangan/Hambatan (Threats)
Ø Tawuran
menjadi Tradisi turun temurun dari senior.
Ø Kurang
ketatnya pengawasan dari pihak sekolah. Harusnya di sekolah sering diadakan
razia senjata tajam, dan sekolah juga wajib memberikan bimbingan mengenai
tawuran.
Ø Tidak
hanya pihak sekolah, polisi dan pemerintah juga kurang tegas dalam menanggapi
tawuran. Pemerintah harus tegas mengatasi masalah tawuran ini tanpa pandang
bulu. Siswa yang diketahui tawuran harus dipecat atau dikeluarkan dari sekolah
dan mendekam di penjara beberapa hari atau bulan. Itu semua dilakukan agar
siswa yang terlibat tawuran merasa menyesal dan tidak mengulanginya lagi
4
BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain Maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya
3.2
Rekomendasi
1. Membuat dan memfasilitasi
ruang-ruang kegiatan yang positif bagi
pelajar
2
Memberikan kebebasan berpendapat dan berekspresi dan tetap adanya kontrol dari
pihak-pihak yang berkaitan
khususnya orang-orang terdekat, mencoba lebih terbuka dan mengenali serta memberikan
solusi yang positif ketika remaja sedang mengalami emosi.
3.
Perlunya adanya pengawasn yang intensif dari keluarga dan sekolah.
4.
Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah agar
pelajar sungkan melakukan tawuran dengan hakekat yang akan merugikan
dirisendiri dan lingkungan
5. Perlu ditanamkan dasar agama
yang kuat pada anak sejak dini,
5
Referensi :
http://id.scribd.com/doc/79750668/Aksi-Tawuran
http://kampus.okezone.com/read/2012/10/03/367/698669/redirect
http://kampus.okezone.com/read/2012/10/03/367/698669/redirect
6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar